Pangeran MBS Telepon Emir Qatar, Kutuk Serangan Israel ke Doha sebagai Tindakan Kriminal
Putra Mahkota Saudi MBS menegaskan dukungan penuh untuk Qatar dan mengecam serangan Israel ke Doha sebagai tindakan kriminal.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama

TRIBUNNEWS.COM - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) menghubungi Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani pada Selasa (9/9/2025), menyusul serangan udara Israel ke ibu kota Doha.
Dalam percakapan tersebut, MBS menyampaikan solidaritas penuh negaranya terhadap Qatar dan mengecam keras aksi Israel.
Kantor berita pemerintah Saudi, SPA, mengutip MBS menyebut serangan itu sebagai “tindakan kriminal” dan “pelanggaran mencolok terhadap hukum serta norma internasional.”
Sebelumnya, Israel melancarkan serangan udara yang menargetkan para pemimpin senior Hamas di Doha.
Serangan ini dinilai sebagai pukulan terbaru terhadap upaya diplomasi yang tengah digalang untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Menurut Anadolu Agency, komunikasi langsung antara Riyadh dan Doha menandai sikap bersama negara-negara Teluk dalam menghadapi eskalasi terbaru konflik Timur Tengah.
Middle East Monitor melaporkan, dukungan MBS kepada Qatar dipandang sebagai pesan kuat terhadap Israel bahwa tindakannya berisiko memperluas ketegangan di kawasan.
Sosok Pangeran MBS
Mohammed bin Salman (MBS) adalah Putra Mahkota Arab Saudi sejak 2017 dan menjabat sebagai Perdana Menteri sejak 2022.
Pangeran MBS lahir pada 31 Agustus 1985 di Riyadh dan merupakan putra Raja Salman bin Abdulaziz.
MBS dikenal sebagai arsitek utama Visi Saudi 2030, program reformasi besar untuk mendiversifikasi ekonomi dari ketergantungan minyak
Di bawah kepemimpinannya, Arab Saudi mulai membuka ruang sosial, termasuk hak perempuan untuk mengemudi dan berpartisipasi di sektor publik.
Ia juga memainkan peran penting dalam kebijakan luar negeri yang tegas dan sering kontroversial.
Baca juga: Reaksi Pemimpin Dunia usai Israel Serang Qatar: Indonesia, Jepang hingga Paus Leo Kompak Mengecam
Visi Saudi 2030 adalah peta jalan strategis yang diluncurkan MBS pada 25 April 2016 untuk mentransformasi Arab Saudi menjadi negara yang lebih beragam secara ekonomi dan modern secara sosial.
Tujuan utamanya adalah mengurangi ketergantungan pada minyak bumi dengan mengembangkan sektor lain seperti pariwisata, pendidikan, kesehatan, teknologi, dan industri kreatif.
Program ini mencakup proyek ambisius seperti NEOM, kota futuristik netral karbon, serta pengembangan situs bersejarah seperti Diriyah dan Al-Ula menjadi destinasi global.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.