Aqua tak Sekadar Jualan Air Minum
Binahidra Logiardi, Senior Manager Corporate Social Responsibility (CSR) Aqua Danone menjelaskan perusahaannya tak sekadar jualan air minum
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom
"Kami tidak hanya berjualan air minum, masyarakat pun menjadi perhatian kami, sejak dulu, sekarang dan ke depan. Ini dalam rangka pemberdayaan ekonomi, kita harapkan muncul wirausaha baru, kemudian mendorong koperasi, pelatihan keterampilan. Yang lebih penting lagi, kita membimbing mereka terhadap sistem pengelolaan keuangan,” paparnya, di Jakarta, Rabu (16/2/2011).
Sementara itu, Agus Pambagio, Pengamat Kebijakan Publik menambahkan bahwa CSR harus dilaksanakan minimal 5 tahun secara berkelanjutan.
Satu contoh program CSR paling berhasil, menurutnya, tampak dilakukan oleh produsen di Kaliberantas, Jawa Timur. Awalnya, rumah penduduk membelakangai Kali Berantas.
Penduduk pun membuang sampah sembarangan ke Kali. Nah oleh perusahaan, imbuhnya, tata letak rumah penduduk dirubah total. "Sekarang rumah rakyat di sana menghadap ke Kali Berantas. Kemudian merawatnya. Itu contoh bagus,” ungkapnya.
Dia juga melihat banyak juga program-program CSR yang tidak berhasil. Perusahaan UKM binaan BUMN, dicontohkannya.
“Lihat di pameran- pameran. Pameran di JCC umpamanya, Produk UKM binaannya BUMN banyak yang sama. Lalu mereka mau jual kemana. Menurut saya pola pembinaan seperti itu salah,” jelasnya.
Dia melanjutkan bahwa program- program CSR, seperti Khitanan tidak perlu disebut sebagai program CSR.
“Masa khitan anak masuk CSR. Berapa orang sih jumlahnya? Biayanya kan nggak seberapa. Padahal dana CSR itu besar. Jadi Khitanan itu kurang masuk akal kalau masuk CSR,” ucapnya.