Merapi Meletus
Pengungsi: Bilik Asmara? Tidur Aja Susah
Adanya wacana pembuatan tempat pelempiasan hasrat biologis atau Bilik Asmara buat para pengungsi korban Gunung Merapi
Editor:
Tjatur Wisanggeni
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA -- Adanya wacana pembuatan tempat pelempiasan hasrat biologis atau Bilik Asmara buat para pengungsi korban Gunung Merapi mendapatkan respon yang sangat berbeda dari para pengungsi yang menempati pengungsian Hargobinangun,Pakem,Sleman.
"Saat ini yang saya pikirkan hanya keselamatan istri, anak dan cucu saya mas, kalo urusan itu sudah tidak saya pikirkan," jelas Adiwiyitno atau yang biasa disapa Pak de Yitno asal desa Kaliadem ini ketika dimintai tanggapannya oleh Tribunnews, Rabu (3/11/2010)
Selanjutnya Pak De Yitno juga menambahkan bahwa urusan "kampung tengah" tersebut tidak lah menjadi prioritasnya pasalnya saat ini dirinya tinggal seatap dengan puluhan pengungsi lainnya dalam satu bangunan dan itupun tidurnya bergantian.
"Tidur aja susah, apalagi mau gituan lagi, sudah bisa selamat dari wedus gembel saja sudah Alhamdulillah," jelas Pakde Yitno.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Wagino warga dusun Wukirsari,Cangkringan yang mengatakan bahwa adanya hal tersebut membuat dirinya "jengah" dan membuatnya malu. Menurutnya, saat ini kondisinya serba susah dan sulit. Mending pengungsi lebih banyak mengingat yang di Atas ketimbang memikirkan urusan syahwat.
"Nggak bener tu, bikin malu aja, lha wong lagi susah seperti ini, tidur umpet-umpetan, mandi dan mandi sampai antre, mending kita ingat sama Gusti Allah yang di atas saja supaya cobaan ini cepat selesai dan bisa kembali ke desa," jelas Wagino (46).
Sebaliknya, Tikno (45) warga dusun Kaliurang,Pakem dirinya sangat menyambut baik adanya wacana tersebut, pasalnya selama di dalam lokasi pengungsian pasca letusan Gunung Merapi yang pertama membuat dirinya stres, jenuh dan bosan.
"Ya gimana ya mas, mungkin sudah panggilan alamnya. Mau gimana lagi," jelas Tikno yang juga mengaku memiliki trik sendiri untuk melepas hasratnya bersama istrinya.
Trik yang dimaksud Tikno adalah ketika akan melepas hasratnya dirinya bersama istrinya pagi hari kembali ke rumahnya di desanya pada pagi hari sambil memberi makan ternak dirumahnya dan setelah selesai mereka pun kembali ke pengungsian.
"Dimana lagi mas mau "itu", kan diakalin pulang sebentar sambil kasih makan ternak, siangnya balik lagi ke lokasi pengungsian," jelasnya sambil tersipu malu-malu.(*)