Kamis, 11 September 2025

Komponen Penelitian Skripsi Tertinggal di Bea Cukai Jakarta

Dua mahasiswa Jurusan Teknik Mesin UGM Yogya, harus tertatih skripsinya karena objek penelitian masih tertinggal di mobil Semar Proton danUrban.

Editor: Harismanto
zoom-inlihat foto Komponen Penelitian Skripsi Tertinggal di Bea Cukai Jakarta
net
Mobil Semar

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hendy Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Mobil eksperimen Semar Proton dan Semar Urban UGM Yogya yang hampir tiga bulan tertahan di Bea Cukai Jakarta karena prosedur yang berbelit, sangat diharapkan oleh pihak Tim Semar bisa keluar. Karena mobil tersebut akan digunakan sebagai sarana penelitian dan pengembangan.

Terlebih bagi Ely Asribiana Kuncoro (22) dan Heryoga Winarbawa (23). Dua mahasiswa Jurusan Teknik Mesin UGM Yogya yang juga masuk ke dalam Tim Semar, harus tertatih skripsinya karena beberapa komponen yang digunakan sebagai objek penelitian masih tertinggal di mobil tersebut.

"Saya membutuhkan alat kontrol injector di Mobil Semar Proto untuk penelitian skripsi. Sensor enggine, sensor tekanan, sensor suhu dan sistem kelistrikan masih terinclude di mobil yang ditahan di Bea Cukai Jakarta," terang Ely, saat dihubungi Tribun Rabu (12/10) malam.

Padahal, skripsi Ely saat ini akan merampungkan bab IV dan V. Sebagai syarat merampungkan studi strata satunya. "Saya juga bingung kenapa mobil itu ditahan. Padahal kan bukan mobil komersial yang berorientasi untuk perdagangan," lanjut Ely, yang tergabung dalam Tim Semar Proto.

Hal sama juga dirasakan Heryoga. Sistem kontrol elektronik pada mobil Semar Urban yang menjadi objek penelitian skripsinya masih tertinggal bersama dua mobil-mobil eksperimen milik ITS Surabaya dan UI Jakarta di Bea Cukai Jakarta.

"Saya belum bisa melanjutkan penelitian karena beberapa komponen tersebut masih di sana. Tapi saya masih mengerjakan bab II sembari menunggu barang itu kembali," ujarnya.

Mahasiswa yang tergabung dalam Tim Semar Urban ini berharap, Bea Cukai Jakarta memudahkan prosedur pengeluaran mobil-mobil yang digunakan pada kompetisi Shell Eco Marathon 2011 di Sepang Malaysia, awal Juli lalu.

"Jika semakin lama ditahan, biaya yang ditanggung akan semakin besar pula untuk sewa kontainer dan gudang. Padahal dokumen-dokumen mengenai peruntukan mobil itu sudah sangat jelas," lanjut mahasiswa angkatan 2006 ini.

Kedua mahasiswa ini bersama civitas akademika UGM Yogya, tentunya berharap permasalah birokrasi di Bea Cukai Jakarta segera terurai. Karena banyak yang menantikan kehadiran dua mobil yang telah mengukir prestasi di level internasional ini.

"Semoga mobil-mobil tersebut segera keluar lah. Kami membutuhkannya sebagai bahan riset persiapan mengahadapi kompetisi tahun depan dan persiapan di beberapa pameran," harap Ely yang hampir sama dengan harapan Heryoga. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini