Anxiety di Masa Kecil dan Depresi saat Dewasa, Felicia Kawilarang Kini Bangun Ruang Aman Perempuan
Setelah melalui masa sulit dan akhirnya pulih, Felicia menyadari ada panggilan hati yang lebih besar.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Isu kesehatan mental sering kali masih dianggap tabu, padahal faktanya dekat dengan kehidupan sehari-hari.Â
Data American Psychiatric Association menyebut, sekitar 30 persen orang akan mengalami gangguan kecemasan setidaknya sekali dalam hidup.
Felicia Kawilarang, mantan Chief Marketing Officer (CMO) Halodoc, adalah salah satunya.Â
Ia lantas memilih mengubah perjalanan panjangnya menghadapi anxiety dan depresi menjadi sebuah misi hidup.
Felicia mengaku sudah merasakan kecemasan sejak kecil, meski waktu itu ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Baca juga: WHO: 1 Miliar Orang Hidup dengan Gangguan Mental Seperti Cemas dan Depresi
“Di masa itu isu kesehatan mental belum banyak dibicarakan. Saya hanya merasa ada sesuatu yang berbeda. Baru saat kuliah saya mulai konsultasi, dan akhirnya mendapat diagnosa klinis mengalami general anxiety,” katanya.
Dari sana, Felicia belajar memahami dirinya dan menemukan cara-cara untuk bertahan namun perjalanan itu tidak selalu mulus.
Beberapa tahun lalu, Felicia mengalami masa yang ia sebut sebagai turning point terbesar dalam hidupnya.
“Saya merasa semuanya sudah tersusun dengan baik: karier, hubungan, rencana hidup. Tapi tiba-tiba semuanya runtuh. Saat itu saya merasa kehilangan kendali, dan depresi mulai datang,” kenangnya.
Momen itu menjadi pukulan keras, sekaligus titik balik. Setelah melalui masa sulit dan akhirnya pulih, Felicia menyadari ada panggilan hati yang lebih besar.
Lahirnya Ryse and Shyne
Pengalaman pribadi itulah yang mendorong lahirnya Ryse and Shyne, sebuah platform yang resmi berdiri pada Mei lalu.
Felicia merancangnya sebagai ruang aman bagi perempuan untuk saling mendukung dalam perjalanan penyembuhan mereka.
“Kesembuhan saya tidak boleh berhenti di saya saja. Saya ingin membangun tempat agar perempuan bisa merasa aman, berdaya, dan pulih bersama. Tanpa takut dihakimi, tanpa malu menjadi diri sendiri,” ujarnya.
Bagi Felicia, penyembuhan adalah proses yang sifatnya personal.
“Tidak ada satu cara yang cocok untuk semua orang. Ada yang terbantu dengan meditasi, journaling, atau metode lain. Yang penting kita berani duduk bersama perasaan yang tidak nyaman, menerima perubahan, dan mencintai diri sendiri,” katanya.
Lewat Ryse and Shyne, Felicia berharap pengalamannya bisa berkembang menjadi gerakan bersama.
“Setiap perempuan berhak punya ruang untuk didengar, untuk pulih, dan untuk tumbuh kembali. Saya percaya, ketika perempuan saling mendukung, tidak ada yang perlu merasa sendirian,” katanya.
Â
Tekanan Sosial, Perundungan, hingga Media Digital Perparah Krisis Mental Remaja |
![]() |
---|
WHO: Satu Miliar Lebih Orang di Dunia Alami Gangguan Mental, Mulai Depresi Hingga Kecemasan |
![]() |
---|
Hati-hati! Sering Terpapar Berita dan Konten Negatif Bisa Bikin Depresi |
![]() |
---|
10 Bidang Pekerjaan yang Paling Rentan Terhadap Stres dan Depresi, Adakah Profesimu? |
![]() |
---|
Kesehatan Mental Rentan Menimpa Remaja, Bisa Jadi Lingkaran Setan Jika Tak Dituntaskan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.