Kamis, 11 September 2025

Milo School Competition 2011

Arum Oktavia Tundukkan Putri Juara Dunia

Aurum Oktavia membuat kejutan besar Di final Milo School Competition (MSC) 2011, Sabtu (21/2/2011)

Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aurum Oktavia membuat kejutan besar. Di final Milo School Competition (MSC) 2011, Sabtu (21/2/2011), pebulutangkis di bawah bendera Sarwendah Badminton Club (SBC) itu berhasil membungkam unggulan teratas Jauza Fadila Sugiarto. Putri kandung juara dunia 1985, Icuk Sugiarto itu dipaksa Aurum menelan pil pahit setelah ditekuk 14-21, 18-21.

Jauza langsung menitikkan air mata. Dia seakan tidak percaya bahwa dirinya bisa kalah. Maklum, rekor pertandingannya lebih baik ketimbang Aurum. Dari 5 pertemuan, Jauza sudah memenangkan tiga laga sementara Aurum baru dua.

"Tadi, saya memang tegang banget. Saya nggak bisa main lepas karena pertandingan ini ditonton papah," tutur Jauza Fadila Sugiarto dengan keringat yang masih mengucur deras.

Sambil mengusap air matanya, Jauza Fadila Sugiarto mengaku kecewa lantaran tidak bisa mewakili DKI Jakarta di grand final MSC, Mei mendatang. Dia mengaku siap membayar kekalahannya pada laga Sirnas Jakarta Open.

Suasana kontras sangat terlihat di kubu Aurum. Unggulan kedua itu mengaku bisa tampil ciamik lantaran pada final kemarin pertandingannya ditonton langsung oleh peraih perunggu Olimpiade Barcelona 1992, Hermawan Susanto.

"Dia pelatih saya di SBC. Kalau ada pak Hermawan, saya justru bisa tampil tenang," aku Aurum Oktavia.

Di laga kemarin, Aurum memang tampil trengginas. Berulangkali, siswi SDN 04 Klender ini mampu membuat kocar kacir pertahanan Jauza. Aurum pun mengaku kian semangat lantaran dirinya ditasbihkan MSC untuk mewakili Jakarta di grand final 5 kota, Mei mendatang.

"Even ini sangat bagus untuk pembinaan atlet-atlet muda. Saya makin semangat berlatih. Di putaran grand final nanti, saya tentu harus bisa juara lagi," tutur Aurum Oktavia.

Pertandingan seru lainnya tersaji di kelompok SD putra. Rio Friza yang diunggulkan di tempat teratas akhirnya bisa menuai hasil maksimal setelah menghempaskan Yoga Prasetyo 21-10, 21-11.

"Di MSC ternyata banyak pebulu tangkis tangguh. Ternyata nggak gampang untuk jadi juara di sini," ungkap Rio Friza.

Meski begitu, siswa SDN 07 Ragunan itu mengaku senang lantaran kompetisi ini menyuguhkan persaingan yang sangat ketat. Bila terus digulirkan, dia yakin suatu saat prestasi bulu tangkis Indonesia bisa kembali gemilang seperti era 1990-an.

"Saya akan terus berlatih keras supaya bisa juara di grand final MSC 2011. Mudah-mudahan suatu saat saya bisa jadi juara dunia," harap Rio Friza.

Untuk kelompok SMP putra, siswa-siswa SMP 220 masih menjadi yang terbaik. Jonathan Christi meski sempat mimisan, juara Asia itu akhirnya mempertahankan gelar juara MSC setelah di final kemarin, pebulu tangkis asal Tangkas itu menuai kemenangan 21-14, 19-21, 21-4 atas Vicky Angga Saputra.

"Saya main empat game. Capek banget. Mungkin karena ini saya mimisan," jelas Rio Friza.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini