Robin van Persie Peledak Kontroversial

TRIBUNNEWS.COM - Sekali lagi, Arsenal harus berterima kasih pada Robin Van Persie. Sosoknya makin berpengaruh terhadap kinerja dan nasib armada Arsene Wenger tersebu tersebut.

Namanya sudah disejajarkan dengan legenda Ian Wright, Dennis Bergkamp, sampai The King, Thierry Henry. Kelasnya sudah berbeda dibanding laskar The Gunners lain. Posisinya kini sudah bukan 'peluru' lagi, melainkan peledak!
    
Hal itu terbukti lagi pada Senin (30/1/2012) dini hari, saat sukses membuat isi Emirates Stadium meledak eksplosif berkat gol penalti di menit ke-54.
    
Gol tersebut memantik energi rekan-rekannya, yang sebelum rehat sudah kebobolan dua kali oleh punggawa Aston Villa, sundulan Richard Dunne di menit ke-33 dan sepakan brilian Darren Bent, sesaat sebelum istirahat babak pertama.
    
Pada pertemuan putaran keempat Piala FA tersebut, energi pembuka Van Persie memberi lecutan tersendiri bagi Theo Walcott untuk melakukan akselerasi. Tusukan Walcott menuai hasil positif, setelah ia menyamakan kedudukan 2-2, tiga menit setelah gol RVP.
    
Tak berselang lama, pada menit ke-61, RVP menjadi pahlawan tim setelah menaklukkan kiper senior, Shay Given, untuk kali kedua melalui sepakan 12 pas.
    
Dua gol tersebut membuat RVP menyamai catatan gol Bergkamp (120 gol) bersama Arsenal. Bedanya, sang senior di Timnas Belanda tersebut melaluinya dengan 423 pertandingan, sementara RVP baru 259 laga. Kini, ia tengah mengincar rekor koleksi duo Joe Hulme (125 gol) dan David Jack (124 gol).
    
"Saya harus mengatakan ini hari yang positif untuk tim. Saat tertinggal dua gol di babak pertama, teman-teman mengatakan situasinya sangat buruk dan berat untuk menang. Tapi semuanya berubah hanya dalam enam menit yang sangat gila!" kata RVP di Metro.co.uk, kemarin.
    
Hanya aksi sang peledak sedikit menuai kontroversi. Manajer Aston Villa, Alex McLeish, menyebut bomber berusia 28 tahun tersebut telah melakukan tindakan tidak sportif, yakni menyikut bek Carlos Cuellar.

Klaim McLeish membuat FA langsung bergerak untuk menggelar investigasi, terutama dari tayangan televisi. Jika terbukti disengaja, RVP harus bersiap menerima hukuman berat, absen 2-4 pertandingan.