Pascaerupsi Merapi
Pasar Jumoyo Terkubur Lahar Dingin
Selain memutus akses Magelang-Yogyakarta, banjir lahar dingin Gunung Merapi petang juga melumpuhkan ekonomi warga.
Editor:
Juang Naibaho

"Mereka pasti merugi karena tak sempat memindahkan barang dagangannya. Bahkan, barang dagangan milik pedagang terhanyut hingga seratusan meter," kata Kepala Dusun Gempol, Desa Jumoyo, Sudiyanto kepada Tribun Jogja saat ditemui di depan pasar.
Malam ini, para pemilik kios dibantu warga melakukan bersih-bersih kios. Menggunakan sekop dan cangkul mereka bahu membahu membuang endapan lumpur dari aliran Kali Putih yang berada tepat di belakang pasar.
Selain mengubur pasar, luapan banjir lahar dingin juga menimbun beberapa rumah penduduk di sekitar sungai dan pusat jajanan khas serta koperasi.
Banjir lahar dingin tersebut terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Aliran lahar dingin dari Gunung Merapi tak dapat ditampung sungai yang berkelok menyerupai huruf S di belakang pasar. Akibatnya, sekitar 200 meter jalan utama Magelang-Yogyakarta tertimbun lumpu setebal sekitar 40 Centimeter.
"Banjir kali ini lebih besar dari Minggu lalu," ujar warga yang datang ke lokasi.
Hingga pukul 22.25 WIB, di lokasi masih dilakukan pembersihan jalan dari endapan lumpur dan bebatuan. Untuk sementara jalan tersebut ditutup hingga proses pembersihan selesai dilakukan.(*)