Gajah Putih Penanda Kedamaian Kembali Ditemukan
Gajah bewarna putih yang kerap disimbolkan sebagai lambang perdamaian kembali ditemukan. Ini merupakan penemuan kelima dalam satu dekade
Penulis:
Adi Suhendi
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom

TRIBUNNEWS.COM, MYANMAR - Penemuan Gajah putih di Myanmar dianggap sebagi pertanda bahwa Negara tersebut akan damai dan bebas dari segala bahaya, Kamis (23/4/2010).
Binatang dengan tinggi tujuh kaki tersebut diperkirakan berumur 18 tahun. Gajah putih ini merupakan gajah ke lima yang terperangkap selama satu dekade ini di Myanmar .
Menurut seorang juru bicara junta militer, gajah putih tersebut merupakan lambang negara akan damai dan bebas dari segala bahaya, dan orang-orangnya akan menikmati kemakmuran yang lebih besar dan kemajuan.
"Ini adalah keberuntungan bahwa gajah putih jarang muncul pada saat Myanmar sedang mengalami transisi demokrasi. Ini menandakan pemilu akan diselenggarakan secara damai dan berhasil," katanya seperti dilansir The Telegraph.
Gajah putih tersebut sebenarnya albino dan telah berabad-abad dihormati masyarakat di Miyanmar, Thailand, Laos, dan negara-negara Asia lainnya. Mereka biasanya disimpan dan dimanjakan oleh monarki dan dianggap sebagai simbol kekuasaan kerajaan dan kemakmuran.
Menurut risalah kuno, sulit untuk menemukan seekor gajah putih, tetapi lima dari binatang langka tersebut muncul di 2001-2010. Penemuan baru ini merupakan kebanggaan nasional.
Penemuan gajah putih keempat di negara tersebut, berjenis kelami wanita dengan usia 38 tahun di hutan negara Rakhine pada bulan Juni lalu. Gajah tersebut langsung diberi upacara penyambutan mewah saat dibawa ke ibukota administratif Naypyitaw.
Tiga gajah putih lainnya yang tertangkap, saat ini disimpan di sebuah taman khusus di Yangon , dimana mereka hidup dalam kandang dengan paviliun berputar, sebuah air terjun buatan, kolam, dan pohon.