Markus di Mabes Polri
Susno Tengah Dibidik Kasus SMS Rekayasa
Belum selesai kasus tudingan adanya makelar kasus di tubuh Polri, mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji, harus siap tersandung kembali dalam kasus dugaan rekayasa SMS ancaman pembunuhan terhadap dirinya.
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, Jakarta - Belum selesai kasus tudingan adanya makelar kasus di tubuh Polri, mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji, harus siap tersandung kembali dalam kasus dugaan rekayasa SMS ancaman pembunuhan terhadap dirinya.
Penasehat ahli Kapolri, Kastorius Sinaga mengakui Bareskrim tengah memperdalam pengusutan kasus dugaan rekayasa SMS ancaman pembunuhan terhadap Susno. "Temuan ini memang akan direkomendasi segera. Saat ini sedang dikerjakan (ditelusuri) oleh Bareskrim," kata Kastorius Sinaga kepada Tribunnews.com, di Jakarta, Selasa (23/3/2010).
Menurut Kastorius, Susno terlibat dalam upaya rekayasa adanya ancaman pembunuhan lewat SMS gelap terhadap dirinya. "Artinya, ini adalah rekayasa," ujarnya.
Temuan ini didapat berdasarkan hasil penulusuran Bareskrim pasca Susno mengaku menerima SMS gelap bahwa dirinya diancam dibunuh, seusai menjadi saksi untuk terdakwa Antasari Azhar.
Ia mengungkapkan, bahwa alat yang digunakan personil Bareskrim untuk melacak sumber SMS itu adalah sama dengan alat yang digunakan untuk melacak komunikasi jaringan teroris.
Hasil pelacakan tanpa sepengatahuan Susno ini, didapatkan temuan bahwa si pengirim adalah keluarga dekat Susno, Rahmat Rohadi. Hasil pelacakan SMS pihak Bareskrim itu disertai bagan yang menggambarkan asal-muasal SMS tersebut.
"Setelah Bareskrim melacak melalui alat pendeteksi SIM card, yang memang sudah berpindah-pindah orang dekatnya, keluarganya Susno sendiri. Otomatis ini diketahui Susno. Karena dia kan keluarganya. Masa dia tidak tahu," tudingnya.
Kastorius menceritakan awal pelacakan SMS. Ini didasari adanya pengakuan Susno bahwa dirinya diancam dibunuh lewat SMS gelap. Mengetahui ancaman itu, petinggi Polri mengaku merasa kaget bukan kepayang. Pasalnya, usai dia membuat pengakuan tersebut, tiba-tiba Susno menjadi pusat perhatian dan mendapat dukungan publik.
Bahkan, gara-gara pengakuan ancaman pembunuhan dan adanya rencana pemeriksaan terhadap jenderal Bintang tiga itu, tiba-tiba banyak pihak yang mendukung Susno. Sedangkan, saat itu insitusi Polri justru mendapat cemooh dari publik.
Menurut Kartolius, upaya seperti ini adalah upaya yang picik. "Ini kotor, ini sangat licik dan picik sekali," cetusnya.
Kastorius membantah bahwa langkah membongkar borok Susno ini dianggap sebagai upaya untuk men-counter "nyanyian" Susno yang terang-terang menjadi aib bagi Polri. "Itu tidak benar. Sekarang kami persilakan publik menilai, bagaimana pribadi Susno yang sebenarnya," katanya.(*)