Kamis, 11 September 2025

Peneliti Anggrek Temukan Dua Spesies Baru

Dua spesies baru kembali muncul dari belantara Kalimantan untuk semakin memperkaya keanekaragaman anggrek dunia.

Editor: Kisdiantoro
zoom-inlihat foto Peneliti Anggrek Temukan Dua Spesies Baru
Lipi/dok
Dua spesies baru bunga anggrek
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua spesies baru kembali muncul dari belantara Kalimantan untuk semakin memperkaya keanekaragaman anggrek dunia. Anggrek spesies baru berbunga indah ini diberi nama Dendrobium flos-wanua D.Metusala, P.O’Byrne & J.J.Wood dan Dendrobium dianae D.Metusala, P.O’Byrne & J.J.Wood. Kedua spesies ini dideskripsikan secara ilmiah oleh Destario Metusala (Kebun Raya Purwodadi-LIPI) bersama kedua rekannya Peter O’Byrne (praktisi anggrek di Singapura) dan J.J.Wood (Peneliti dari Herbarium Kew Botanical Garden-Inggris).

Seperti dijelaskan dalam catatan yang dirilis Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Anggrek ini termasuk di dalam marga Dendrobium seksi Calcarifera yang pusat spesiasinya diduga ada di bagian barat Indonesia, yaitu pulau Sumatera. Namun penelitian yang dilakukan secara simultan oleh peneliti dari Herbarium Kew Botanical Garden-Inggris yang mengobservasi kawasan Sarawak dan peneliti dari Kebun Raya LIPI yang melakukan observasi di Kalimantan, menunjukkan bahwa pulau Borneo merupakan salah satu pusat spesiasi yang utama dari Dendrobium seksi Calcarifera ini. Menjadi beralasan mengingat setiap tahun selalu ditemukan spesies-spesies baru dengan tingkat endemisitas yang tinggi pada anggrek seksi ini.

Kedua spesies baru ini telah dipublikasikan di jurnal internasional Malesian Orchid Journal pada akhir bulan September 2010 setelah melalui proses penelitian selama kurang lebih 2 tahun lamanya. Publikasi ini akan menjadi acuan penting bagi para peneliti maupun masyarakat di dunia internasional terhadap perkembangan ilmu biologi dan taksonomi pada suku anggrek-anggrekan (Orchidaceae) di kawasan Malesiana.
Kedua anggrek spesies baru ini diperkirakan memiliki area distribusi yang terbatas hanya di kawasan Kalimantan. Oleh karena itu jenis ini tergolong sebagai spesies endemik yang memerlukan perhatian khusus untuk konservasinya.

Anggrek spesies baru yang pertama adalah Dendrobium flos-wanua. Anggrek ini memiliki bunga dengan lebar 2.1-2.2 cm, berwarna hijau kekuningan mengkilat, sepal-petalnya membuka lebar, dengan bagian cuping tengah bibir bunga yang cukup lebar , berbentuk hampir segi empat dan berbelah dangkal di bagian ujungnya. Dalam satu perbungaan dapat membawa 2 sampai 8 kuntum bunga yang mekar hampir bersamaan. Selain bibir bunganya yang lebar, ciri khas unik anggrek ini adalah pada tonjolan kalus berbentuk “U” yang melintang pada bibir bunganya. Nama flos-wanua berarti “bunga Wanua” yang diambil dari nama Vincent Wanua, seorang hobiis anggrek di Malang yang telah membantu dalam penelitian ini.

 Jenis anggrek yang kedua adalah Dendrobium dianae yang memiliki kedekatan morfologi dengan anggrek Dendrobium muluense dari Sarawak, bedanya kalau pada bibir D. dianae memiliki dua buah kalus sejajar yang memanjang dan membujur dipermukaan cuping tengah bibir bunganya. Anggrek ini memiliki bunga dengan lebar 1.6-1.8 cm, berwarna mulai dari hijau muda polos hingga kuning tua mengkilat dengan pola strip kemerahan pada sepal dan petalnya. Perbungaannya menggantung dan menggerombol antara 4-12 kuntum bunga, sehingga rangkaian bunganya nampak sangat padat. Keunikan lainnya yaitu, variasi warna Dendrobium dianae yang sangat beragam. Padahal selama ini variasi warna tidak terlalu menonjol untuk seksi Calcarifera.

Dari hasil observasi diketahui bahwa terdapat setidaknya 5 variasi warna pada spesies ini, dan antar variasi warna bisa sangat ekstrim perbedaannya. Sehingga dari sisi hortikultura, keragaman warna pada D. dianae ini justru dapat menjadi potensi besar untuk dikembangkan sebagai sumber genetik dalam kegiatan pemuliaan anggrek dan hibridisasi. Nama anggrek ini didedikasikan untuk seorang hobiis anggrek sekaligus penggiat konservasi anggrek di Kalimantan Selatan (Banjarmasin) bernama Dian Rachmawaty.

Penemuan spesies-spesies baru yang muncul hampir setiap tahun semakin membuktikan bahwa Indonesia merupakan negara Megabiodiversitas yang belum tergali secara maksimal dan masih menyimpan banyak misteri pengetahuan. Negara seperti Indonesia yang memiliki tingkat biodiversitas sangat tinggi serta bentang geografis yang unik sudah seharusnya memberi perhatian besar terhadap sektor penelitian di bidang biodiversitas dan konservasi. Sehingga kegiatan pengungkapan serta pemanfaatan keragaman hayati Indonesia dapat bergerak lebih cepat dan terutama dapat berjalan secara lebih mandiri, sebelum pihak negara asing terlalu banyak mengeksplorasi dan mengeksploitasi kekayaan scientific biodiversitas Indonesia.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini