PT Tidak Berpengaruh Pada Sistem Presidensil
Pakar Hukum Tata Negara, Irmanputra Sidin mengatakan tidak ada kaitannya antara pembatasan parliamentary threshold dengan
Penulis:
Johnson Simanjuntak
"Penguatan sistem presidensil justru sangat tergantung pada presiden sendiri, apakah ingin menguatkan sistem tersebut atau tidak dan bukan tergantung pada banyak sedikitnya jumlah parpol di DPR," kata Irman di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (22/12/2010).
Irman mengatakan, banyak atau sedikitnya parpol di parlemen bisa berdampak baik dan juga buruk bagi berjalannya proses demokrasi. Itu semua tergantung pada presidennya mau menjalankan sistem presidensial secara benar atau tidak karena sistem presidensil tidak tergantung pada sedikit banyaknya jumlah parpol itu.
Dirinya pun mencontohkan bagaimana Setgab koalisi pemerintahan saat ini tidak berjalan efektif meskipun pada dasarnya setgab itu didirikan dengan asumsi untuk lebih mengefektifkan sistem presidensial sehingga akan muncul blok koalisi dan oposisi.
"Terbukti setgab tidak bisa satu suara dalam berbagai isu. Pengelompokan yang diharapkan menjadi satu kekuatan penuh ternyata tidak efektif menguatkan sistem presidensial karena setgab pun terbukti pecah dalam menyikapi berbagai isu," jelasnya.
Menurut Irman, jika PT benar-benar dikuatkan pun sehingga hanya akan ada dua fraksi di DPR belum menjamin sistem presidensil akan kuat.
"Misalnya tinggal ada dua parpol dan kedua pimpinan parpol sepakat untuk tidak mendukung pemerintah, bukan lantas pemerintah tidak bisa berjalan kan? Presiden tetap bisa melanjutkan pemerintahannya karena dia tidak bisa dijatuhkan oleh dua parpol tersebut," jelasnya.
Lain lagi misalnya jika ternyata kedua parpol itu kemudian sepakat untuk mendukung apapun langkah pemerintah, maka tentunya ini juga tidak sehat buat demokrasi.
"Coba bayangkan saja jika hanya tertinggal dua parpol, namun kedua parpol itu membabi buta mendukung apapun langkah pemerintah, apa tidak kacau negeri ini," kata Irmanputra Sidin.