Kapal Perang RI Ganggu Pukat Nelayan Sebatik
Keberadaan kapal perang Republik Indonesia (KRI) di perairan perbatasan RI-Malaysia di sekitar Pulau Karang Unarang
Editor:
Widiyabuana Slay
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN- Keberadaan kapal perang Republik Indonesia (KRI) di perairan perbatasan RI-Malaysia di sekitar Pulau Karang Unarang ternyata mulai meresahkan para nelayan setempat.
Sakka, Wakil Ketua Himpunan Nelayan Sebatik mengatakan, pihaknya mendapati jaring nelayan menyangkut pada KRI yang berlabuh di sekitar wilayah operasi nelayan.
“Mungkin wajar saja kalau nelayan merasa resah. Sebab KRI berlabuh di tempat nelayan kecil sehingga jangkarnya menyangkut di jaring. Kita berharap jangan sampai meresahkan atau merusak alat tangkap. Kalau bisa waktu berlabuh jangan dekat dengan alat tangkap. Kami sebenarnya senang karena kita terjaga di laut, tapi kalau alat tangkapnya rusak bagaimana menangkap?” ujarnya.
Komandan Pos AL Sungai Pancang Lettu Laut (E) Nasution mengakui, pernah satu kali kejadian tersangkutnya jaring nelayan di dua KRI yang bertugas di perbatasan.
“Memang sangat kita sayangkan juga, karena jaringnya masih baru harus dipotong. Jadi waktu itu pukatnya hanyut, kemudian nyangkut di dua KRI tersebut. Jadi kedua KRI tidak bisa bergerak. Sehingga kita minta bantuan marinir untuk menyelam. Karena sudah tidak bisa diapa-apakah lagi, jaring itu terpaksa harus dipotong. Karena kalau tidak dipotong tidak bisa gerak kapal,” katanya.
Perwira Pelaksana Pangkalan TNI Angkatan Laut Nunukan Mayor Laut (P) Mungkarlani menyadari keresahan yang dialami masyarakat tersebut. Hanya saja, ia juga meminta kepada para nelayan agar lebih banyak berkomunikasi dengan pihak Angkatan Laut.
“Karena biasanya dari KRI izin jangkar di situ, kita mengizinkan saja karena kita tidak tahu kalau di situ ada pukat nelayan. Makanya sebaiknya kalau ada informasi seperti itu dikomunikasikan dengan kami,” ujarnya. (*)