Rumah Jumalip Hancur Tertimpa Pohon Durian
Angin kencang disertai hujan pada Rabu (8/12/2010) dinihari, telah merusak rumah Jemalip (60), warga Jalan Padang Bola Air Selumar
Editor:
Tjatur Wisanggeni
SIJUK, TRIBUNNEWS.COM -- Angin kencang disertai hujan pada Rabu (8/12/2010) dinihari, telah merusak rumah Jemalip (60), warga Jalan Padang Bola Air Selumar RT 13 Rw 06 Dusun III Desa Air Selumar, Kecamatan Sijuk. Rumah berdinding papan itu rusak berat akibat tertimpa pohon durian berdiameter besar.
Beruntung Jumalip dan istrinya Remiah tak berada di rumah saat itu. Keduanya selamat dari musibah itu. Hanya saja kabar rumahnya tertimpa pohon itu membuat Nek Remiah syok. Remiah yang berada di RSUD Kabupaten Belitung menunggui salah seorang putrinya yang akan melahirkan, jatuh pingsan begitu mengetahui kejadian itu.
"Saya terkejut waktu tahu kejadian ini. Istri saya malah sempat pingsan di rumah sakit," tutur Jemalip ditemui Grup Bangka Pos di rumah Awan, putranya, Rabu (8/12).
Peristiwa yang menghebohkan warga Air Selumar itu terjadi sekitar pukul 03.30 WIB. Ketika itu hujan deras disertai tiupan angin kencang. Jumalip mengaku baru mengetahui rumah berukuran 4 x 6 itu tertimpa pohon setelah diberitahukan salah seorang anaknya.
"Cuman waktu aku tiduk di kursi di rumah sakit, sempat lah macam tejatuk. Dak lamak lauda itu aku dapat telepon bahwe ruma kamek detimpak batang durin (Cuma waktu saya tertidur di kursi di rumah sakit, sempat seperti terjatuh. Tidak lama sesudah itu saya dapat telepon bahwa rumah kami ditimpa pohon durian--red)," kata Jemalip.
Hampir semua perabotan rumah tangga seperti tempat tidur, pakaian, peralatan dapur dan lainnya rusak berat.
"Trauma saja dengan kejadian ini," kata Jumalip.
Pohon durian yang tumbuh puluhan tahun di dekat rumah Jumalip itu roboh menyamping, tepat menghantam bagian belakang rumah.
"Untong lah waktu itu, bapak aku dak di rumah. Mun dak se, kan perak (hancur--red) kepalak bapak aku," kata istri Awan.
Warga yang mengetahui kejadian itu dipandu pihak Desa Air Selumar pagi harinya bergotong royong membersihkan pohon durian yang menimpa rumah Jemalip. Mereka membawa peralatan seperti parang, cangkul, tali dan lainnya untuk menyingkirkan pohon durian tersebut.
Karena kediamannya tidak bisa lagi didiami, Jumalip untuk sementara terpaksa mengungsi ke rumah anaknya. "Sekarang tinggal di sini luk, umah anakku," ujarnya. (*)