Pendukung Wikileaks Umumkan Perang di Internet
Masa depan situs pengungkap rahasia Wikileaks menjadi pertaruhan perang di internet yang saat ini sedang berlangsung.
Editor:
OMDSMY Novemy Leo
Wikileaks, yang sejauh ini telah membocorkan ribuan kawat diplomatik rahasia milik Amerika Serikat. Dan tindakannya itu didukung oleh para peretas (hacker) yang tergabung dalam beberapa kelompok seperti Operation Payback dan Anonymous.
Mereka menyerang situs sejumlah perusahaan yang menghentikan layanan penting bagi Wikileaks dalam beberapa hari terakhir. Penghentian layanan untuk Wikileaks ini besar kemungkinan akibat tekanan dari pemerintah AS, meski perusahaan-perusahaan tersebut mengatakan ini lebih disebabkan oleh tindakan Wikileaks melanggar perjanjian layanan.
Sebagaimana dilansir BBC, sasaran para peretas antara lain situs-situs di internet yang dijalankan perusahaan jasa keuangan Visa, MasterCard, dan PayPal, yang telah menghentikan layanan transaksi untuk Wikileaks.
Belum diketahui skala kerusakan yang disebabkan oleh tindakan para peretas. Pendukung tangguh. MasterCard mengatakan, pembayaran lewat internet tetap bisa dilakukan meski para pengguna melaporkan kenyataan yang sebaliknya.
Perang terbuka ini diawali oleh PayPal ketika menyatakan bahwa mereka menghentikan layanan untuk Wikileaks setelah ditekan pemerintah AS.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan mereka tidak melakukan kontak langsung dengan Paypal.
Para peretas memanfaatkan media sosial seperti Twitter untuk berbagi informasi dan mengumumkan kegiatan mereka. Namun bukan berarti Twitter akan selamanya diperlakukan sebagai sekutu. Operation Payback telah memperingatkan mereka akan menyerang Twitter bila menyensor diskusi tentang Wikileaks.
Wikileaks sendiri sepertinya akan mampu bertahan. Mereka sekarang memiliki beberapa alamat di internet dan lebih dari 500 situs menawarkan salinan muatan Wikileaks.
Tidak diragukan lagi, lawan yang dihadapi Wikileaks sangat kuat, namun Wikileaks juga memiliki pendukung tangguh yang telah siap mempertahankan masa depan situs tersebut.