Makanan Sehat Tidak Harus Mahal
Banyak orang mengira bahwa makanan sehat itu identik dengan harga yang mahal.
Editor:
Johnson Simanjuntak
Menurut Kordinator perhelatan tersebut, makanan bergizi merupakan hak anak yang sering dilupakan, terutama bagi kaum marjinal, karena kerap diidentikan dengan harga mahal. Maka pada perhelatan tersebut, Steve dan kawan-kawannya mencoba mengingatkan.
Untuk mendidik para peserta mengenai makanan sehat, maka proses transfer informasi atas hal itu haruslah dikemas panitia dengan menarik. Pasalnya, selain pesertanya adalah anak-anak, mereka juga dapat dikategorikan sebagai anak jalanan, yang jarang sekali didisiplinkan dan dimengerti.
"Intinya sih kita ngajak mereka bermain, sambil memahami makanan sehat," tutur Steve kepada Tribunnews.com.
Pada pagelaran tahun tersebut, banyak aspek dikondisikan agar para peserta, yang sebagian besar merupakan anak jalanan itu sanggup memahami pola makan sehat. Dari 720 anak jalanan yang berpartisipasi, mereka dibagi menjadi 19 kelompok kecil, yang dinamai sesuai makanan sehat, yaitu wortel, buncis, seledri maupun terong.
Ada dua lokakarya yang harus diikuti oleh setiap peserta, yaitu lokakarya edukasi, dan lokakarya workshop. Pada loka karya Edukasi, para peserta diberi pemahaman mengenai gizi dan air yang sehat, sehingga sang anak dapat mengerti gizi macam apa yang tubuhnya butuhkan serta mampu mengenalinya pada makanan, maupun ciri-ciri makanan sehat.
Pada lokakarya Workshop, peserta diajak mengenali makanan sehat, yang sebenarnya ada di sekitar mereka. Mulai dari cincau, hingga ubi.
"Kadang-kadang mereka (anak jalanan) tidak sadar, bahwa makanan sehat itu selain tidak selalu mahal, bahan-bahannya ternyata ada disekitar kita, dan tidak sulit dijangkau," kata Steve.