Orang Miskin Dilarang Masuk RSUD Garut?
Sejumlah pasien miskin pengguna Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) masih ditolak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet Garut
Editor:
Sonny Budhi Ramdhani
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Zezen Zaenal Mutaqien
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Sejumlah pasien miskin pengguna Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) sebagai syarat mendapatkan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) masih ditolak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet Garut. Padahal Pemkab Garut, telah berjanji akan kembali membuka pelayanan Jamkesda mulai Senin 25 Juli 2011.
Para pasien Jamkesda yang sudah sengaja datang ke RSUD Garut pun harus dibuat kecewa lantaran mereka tetap tak dapat dilayani pihak rumah sakit.
"Saya baca di koran katanya pasien Jamkesda akan kembali dilayani rumah sakit. Tapi saya kecewa ternyata rumah sakit masih menolak pasien Jamkesda," kata Dedi (50), salah seorang pasien Jamkesda saat ditemui di RSUD dr Slamet Garut, Senin (24/7).
Pria asal Kecamatan Garut Kota itu mengaku sudah datang ke rumah sakit pagi-pagi sekali dengan harapan akan mendapat pemeriksaan dari pihak rumah sakit lebih cepat. Namun kenyataannya, ia malah dibuat kecewa, karena pihak rumah sakit tidak dapat melayani dirinya.
Dedi yang akan melakukan check up kesehatannya karena mengidap penyakit dalam, awalnya sangat berharap RSUD Garut dapat menerima kembali pelayanan Jamkesda, seperti yang telah dijanjikan pemerintah daerah.
"Ketika datang ke rumah sakit, petugas pelayanan hanya melayani pasien pengguna Jamkesmas. Kalau Jamkesda katanya belum dapat dilayani," katanya sambil terlihat kesal.
Warga lainnya yang juga pasien Jamkesda Neni (47), mengaku kecewa karena dirinya terpaksa harus pulang lagi setelah tak mendapat pelayanan di rumah sakit. Ia mengaku disuruh pihak rumah sakit untuk harus terlebih dahulu berobat ke puskesmas.
"Saya mendengar katanya mulai hari ini, pasien Jamkesda akan kembali dilayani. Tapi ternyata saya harus dulu bawa persyaratan rujukan puskesmas. Jadi saya harus pulang lagi dan diperiksa dulu puskesmas," kata wanita asal Samarang ayang mengaku tidak terdaftar sebagai warga miskin pengguna Jamkesmas.
Pasien miskin lainnya, Sobirin yang sejak pagi berada di rumah sakit mengantar anaknya untuk berobat menggunakan Jamkesda mengatakan banyak pasien Jamkesda yang datang kemudian pulang lagi karena tidak diterima pihak RSUD.
Ia mengaku sedih sekaligus kecewa ketika ada pasien Jamkesda datang ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan kesehatan ternyata rumah sakit tidak dapat melayaninya.
"Kami para pasien Jamkesda yang datang ditolak, dan pulang lagi ke rumahnya. Padahal mereka memerlukan perawatan dari rumah sakit," kata dia.
Keluarga pasien pengguna Jamkesmas, Rohayati (56), mengaku prihatin melihat ada pasien Jamkesda yang ditolak RSUD. "Saya dapat merasakan kekecewaan para pasien Jamkesda yang ditolak. Saya pun pernah mengalaminya. Katanya pemerintah sudah memberlakukan kembali Jamkesda, tapi mungkin pihak rumah sakit belum menjalankannya," katanya.
Terpisah, Wakil Direktur RSUD dr Slamet Garut bidang pelayanan, dr Roby Abu Bakar, membantah dengan tegas bahwa pihak rumah sakit telah menolak pasien Jamkesda.
Ia mengaku pihak rumah sakit hanya menjalankan perintah Peraturam Bupati (Perbup) mengenai aturan pemberian pelayanan Jamkesda bagi masyarakat miskin pengguna SKTM.