Kamis, 11 September 2025

Pemilukada 2010

Debat Kandidat Jadi Ajang Saling Sindir

Sindiran

Laporan Wartawan Tribun Lampung, Yoso

TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Sindiran antarkandidat calon wali kota dan wakil wali kota Bandar Lampung berlanjut. Senin (14/6/2010) giliran forum sidang paripurna istimewa penyampaian visi, misi, dan program calon wali kota dan wakil wali kota di Gedung DPRD Bandar Lampung, yang jadi ajangnya.

Sentilan, terutama antara kandidat nomor urut tiga Kherlani-Heru Sambodo dan Eddy Sutrisno-Hantoni Hasan (nomor urut empat), mewarnai sidang hingga membuat hadirin berulangkali tak kuasa menahan senyum dan tawa.

Calon wakil wali kota nomor urut dua Tobroni Harun mengawali drama saling sindir, dengan menyebut soal kurang harmonisnya hubungan antara Eddy Sutrisno dan Kherlani selama lima tahun menjabat wali kota dan wakil wali kota. Tobroni mengklaim, ia dan pasangannya, calon wali kota Herman HN, bakal menjalani kepemimpinan lima tahun mendatang secara harmonis, tidak seperti Eddy- Kherlani.

"Inovasi-inovasi baru (visi, misi, dan program) kami akan terlaksana dengan baik, apabila kepemimpinan wali kota dan wakil wali kota berjalan harmonis. Kalau keduanya harmonis, maka kami yakin semua program akan terlaksana dengan baik," jelas Tobroni disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.

"Fenomena pilkada di republik ini memang rata-rata seperti itu. Sangat sering antara kepala daerah dan wakilnya tidak harmonis," sambungnya. Tawa dan tepuk tangan hadirin tambah riuh saat Tobroni melanjutkan pernyataannya. "Insya Allah, mohon doanya, kami akan harmonis. Suami-istri saja misalnya, kalau tidak akur, maka anak yang akan jadi korban," katanya.

Kherlani yang maju pada urutan berikutnya, terang-terangan menyentil Eddy. Calon incumbent ini sengaja memberi kesempatan kepada pasangannya, Heru Sambodo, untuk menyampaikan visi, misi, dan program.

Seusai Heru memaparkan rencana lima tahun mendatang, Kherlani angkat bicara. "Ini adalah bukti dari komitmen saya. Wakil wali kota tidak akan saya jadikan penonton. Wakil akan berpartisipasi aktif dalam setiap rencana kebijakan. Namun, keputusan tetap ada pada saya," tukasnya, lagi-lagi disambut tawa dan aplaus hadirin.

Tiba giliran Eddy Sutrisno, mantan politisi Partai Golkar ini juga memberikan kesempatan kepada Hantoni Hasan untuk menjelaskan visi, misi, dan program. Sebelum Hantoni memulai, Eddy menyampaikan sebuah ungkapan.

"Ada pepatah Jawa mengatakan, jangan pernah hanya merasa bisa, tetapi tidak pernah bisa merasa," tutur Eddy. "Seperti menonton sepakbola saja, penonton pasti lebih pintar dari pemain. Padahal tidak tahu bagaimana rasanya jadi pemain itu sendiri," imbuhnya.

Hantoni tak ketinggalan ikut menyentil. Sesaat sebelum memaparkan, ia mengoreksi kata penyebutan "kotamadya" yang berulangkali diucap Herman HN. "Alhamdulillah, sekarang Bandar Lampung sudah menjadi kota besar, bukan kotamadya lagi," katanya disambut tawa hadirin.

Sebelumnya, saat mendapat giliran bicara, Herman beberapa kali menyebut kata kotamadya, yang terdengar sudah asing bagi peserta sidang. "Kepada yang terhormat unsur muspida se-Kotamadya Bandar Lampung. Kepada yang terhormat ketua KPU Kotamadya Bandar Lampung. Kepada yang terhormat ketua Panwas Kotamadya Bandar Lampung."

Beberapa dari peserta sidang ada yang serta-merta mengoreksi pengucapan kotamadya oleh Herman. "Kota, bukan kotamadya," teriak seorang hadirin.

Kandidat nomor urut lima Dhomiril Hakim yang memaparkan rencana lima tahun mendatang bersama Sugiyanto, mencairkan suasana. "Pantun demi pantun sudah diungkapkan. Sentilan demi sentilan sudah juga diungkapkan. Tetapi yang perlu diingat, semua (calon) belum tentu baik, termasuk saya. Selain Allah, tidak ada yang tahu siapa yang bakal terpilih nanti," tuturnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini