Liga Eropa
Ajax vs Man United: Perang Eriksen vs Scholes di Lini Tengah
Bukan rahasia umum lagi, baik Frank De Boer maupun Sir Alex Ferguson, selalu menitikberatkan tradisi penguasaan area sentral
Penulis:
Nurfahmi Budi
Editor:
Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM - Dua tim raksasa Eropa, Ajax Amsterdam dan Manchester United, bakal saling baku hantam di ajang yang cukup aneh bagi keduanya, yakni leg 1 babak 32 besar Liga Europa, Jumat (17/2/2012) dini hari, di Amsterdam Arena.
Maklum, keduanya adalah langganan juara Liga Champions. Der Amsterdammers merengkuh empat gelar, sedangkan The Red Devils sudah tiga kali mengecap juara.
Terlepas dari itu, pertemuan keduanya diprediksi berlangsung seru dan ketat. Memasuki pertengahan bulan Februari ini, kekuatan kedua tim berangsur-angsur pulih.
Tak pelak, perang energi di lini tengah menjadi bagian terpenting. Bukan rahasia umum lagi, baik Frank De Boer maupun Sir Alex Ferguson, selalu menitikberatkan tradisi penguasaan area sentral.
Dua wajah berbeda generasi dengan fungsi yang sama menjadi patron di kalangan media massa, baik di Inggris maupun Belanda. Dua nama yang muncul adalah Christian Eriksen (20) dan Paul Scholes (37).
Eriksen menjadi pioner permainan Ajax Amsterdam sejak tahun lalu, dan menjadi bagian krusial. Jika dia sedang off, armada muda asal Kota Amsterdam tersebut bisa dipastikan ikut melempem.
Peran Eriksen dan Shcoles cenderung sama, yakni sebagai set maker, penentu irama permainan. Kelas keduanya lebih besar dibanding playmaker. "Christian memiliki potensi lengkap sebagai set maker, yang menurutku lebih dibanding playmaker. Jika ia mati, tak ada gantinya. Mungkin terlalu berlebihan, tapi itulah yang kami rasakan di Ajax," kata De Boer di Telegraaf, kemarin.
Penampilan musim ini bisa menjadi indikasi. Dari 30 partai, 21 di antaranya di Eredivisie Belanda alias semua partai, plus lima gol dan rata-rata permainan nyaris menunjuk ke angka 85 menit, menjadikan sosok pemuda asal Denmark ini begitu menonjol.
Seolah sudah saling mengintip, Der Trainer Ajax, Frank De Boer, memastikan timnya bersiap untuk mengantisipasi pergerakan Scholes. "Dia tak kehilangan sentuhan, dan itu sudah dibuktikan dalam beberapa partai awal sejak ia kembali. Dia tak boleh bebas berkeliaran, apalagi sampai mendapat ruang tembak, sangat berbahaya," tegas saudara Ronald De Boer ini.
Scholesy sudah bermain lima kali dan sekali mencetak gol, meski tidak selalu berlaga 90 menit. Dalam pertandingan nanti, kemungkinan dia akan menjadi pemain paling berpengalaman, karena sudah berlaga sejak Eriksen dkk dari Ajax, baru belajar mengenal si kulit bundar atau belum lahir.
"Tidak ada masalah bermain di Liga Europa. Target kami tetap mengangkat trofi juara, apapun itu," janji si Ginger Prince.