Bayi Jantung di Luar
Khairuddin: Kata Dokter Ini Langka
Khairuddin (25), lelaki itu mengaku lelah sekali. Kepada Tribunnews.com, Senin (19/9/2011), mengaku sedang membuka rekening baru
Penulis:
Y Gustaman
Editor:
Harismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di lorong sebuah bank berpelat merah, seorang pria duduk setengah melamun. Jarum jam menunjukkan pukul satu siang lewat. Petugas bank belum juga memanggil namanya. Beberapa nasabah sudah dilayani. Di kursi bagian pojok, perempuan berkerudung menampakkan wajah seperti menahan lelah.
Khairuddin (25), lelaki itu mengaku lelah sekali. Kepada Tribunnews.com, Senin (19/9/2011), mengaku sedang membuka rekening baru, agar kelak jika kesulitan keuangan, kerabat di kampungnya, Dusun Sialang Rimbun, Desa Muara Basung, Kecamatan Pinggir, Bengkalis, Riau, bisa mengirimkan uang.
Dari semalam, matanya tak tenang untuk dipejamkan. Ini kali pertama Khairuddin menginjakkan kakinya ke Jakarta, bukan untuk berlibur, tapi menyertai putri pertamanya Siti Arrahma, menjalani pengobatan di Rumah Sakit Harapan Kita untuk Ibu dan Anak, Jakarta.
Siti Arrahma genap sepekan merasakan dunia. Namun, siapapun yang mengetahuinya bakal mengelus dada. Siti begitu ia akrab dipanggil orang, memiliki kelainan dengan jantung yang berada di luar badannya. "Kata dokter, ini langka," begitu Khairuddin menggambarkan kondisi putrinya sepintas.
Tak lama namanya dipanggil petugas bank, dan rekening barunya sudah beres, Khairuddin dan perempuan yang duduk di pojok tadi keluar bersamaan. Ia memperkenalkan si perempuan paruh baya neneknya Siti. Keduanya tak beranjak melangkah jauh. Khairuddin meminta untuk rehat duduk di luar. Katanya masih capek.
Sejak semalam sampai siang tadi, hampir dua kali ia bolak-balik, naik turun ke lantai tiga mengurus administrasi perawatan Siti yang ditempatkan di ICU, Ruang Kemuning. Istrinya, Dina (25), belum kuat ikut ke Jakarta setelah persalinan. Sebagai gantinya sang nenek yang ikut.
"Mudah-mudahan, jika sudah kuat nanti, istri mau ke sini. Mungkin kalau ibunya ada di samping, kan lebih tenang. Dan ibu saya akan pulang ke kampung, karena harus mengurus adik-adik saya yang masih sekolah," demikian ujar Khairuddin sambil mengisap rokok kreteknya di selasar dekat parkir motor. (*)