Dilarang Pasang Iklan Celana Dalam di Manila
Dinilai melanggar kesopanan, poster-poster iklan pria yang memperagakan celana dalam di pinggir jalan raya utama dicabut
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Dinilai melanggar kesopanan, poster-poster iklan pria yang memperagakan celana dalam di pinggir jalan raya utama dicabut pemerintah kota Manila.
Empat papan iklan besar yang biasanya ikut memagari jalan raya utama Manila sekarang tampak kosong setelah pemerintah memutuskan untuk mencabut iklan-iklan gambar pria yang memperagakan celana dalam.
Di kedua sisi jalan raya utama Manila biasanya dipenuhi papan iklan besar. Banyak diantaranya menunjukkan gambar wanita yang hanya mengenakan celana dengan pose merangsang.
Belakangan muncul pula papan-papan iklan dengan peragawan pria yang biasanya adalah para pemain rugby. Poster ini ternyata menyulut banyak kecaman karena dianggap vulgar, tidak sopan dan terlalu terbuka. Apalagi ada yang dipasang tepat di muka sebuah seminari Katholik yang besar.
Poster itu juga menimbulkan efek lain. Seorang bloger menyebut iklan itu sebagai "pembuat macet lalu lintas". Benjamin Abalos -walikota di kawasan tempat iklan itu terpasang- mengatakan ia memutuskan untuk mencabutnya setelah ada permintaan langsung dari seorang pejabat kota lainnya.
"Dia harus menutup mata keponakan-keponakan wanita ketika melewati jalan itu.. Jadi saya punya kewajiban untuk berbuat sesuatu guna menanggapi keluhan tersebut," katanya, seperti dikutip dari BBC.co.uk.
Ia menambahkan bahwa sebagai orang dewasa ia bisa menerima poster tersebut, namun mengingatkan bahwa banyak juga anak yang lewat jalan itu.
Akan tetapi ketika poster-poster tersebut dicabut, dia juga menerima banyajk protes.
Seorang wanita pemandu acara televisi mempertanyakan mengapa para pejabat tampak berkeberatan dengan poster-poster pria setengah telanjang di papan iklan namun membiarkan poster wanita yang sudah lama menghiasi jalan-jalan di Manila.
Seorang kolumnis surat kabar menyebut keputusan untuk mencabut papan iklan pria setengah telanjang sebagai tindakan yang membedakan jenis kelamin.
Aksi-aksi protes ini demikian gencarnya sehingga pemerintah kota praja sekarang memutuskan untuk membentuk sebuah komite khusus guna mengatur iklan-iklan di masa datang.