MFB Jadi Pilar Pertumbuhan Divestasi Matahari Departemen Store
Matahari Food Business (MFB) telah menjadi pilar pertumbuhan. Divestasi Matahari Department Store (MDS) pada akhir kuartal 1,
Editor:
Tjatur Wisanggeni
JAKARTA, TRIBUNNEWS.COM --
Matahari Food Business (MFB) telah menjadi pilar pertumbuhan. Divestasi Matahari Department Store (MDS) pada akhir kuartal 1, telah menandai era baru dan menghasilkan format baru bagi MPP.Selanjutnya mulai
kuartal kedua 2010, penjualan MDS tidak dikonsolidasikan lagi dalam
laporan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPP ) dan manajemen lebih fokus
pada pertumbuhan bisnis Hypermart yang lebih kuat dan berkelanjutan
sejalan dengan tujuan perseroan yakni memberikan nilai maksimal bagi
pemegang saham.
PT Matahari Putra Prima Tbk (“MPP”) kemarin mengumumkan laporan
keuangan kuartal ketiga. Total pendapatan kotor per tahun, jauh
melampaui perkiraan awal dan berhasil mencapai Rp 7,5 triliun. Hal ini
merupakan peningkatan kuartal ketiga yang patut dibanggakan,
Laba operasional mengalami peningkatan sebesar Rp 80 miliar yang
sebelumnya negatif Rp 40 miliar pada bulan Juni 2010 dan menjadi positif
Rp 40 miliar pada akhir bulan September 2010. Laba kotor konsolidasi
sebesar Rp 1,5 triliun (20,3% gross margin terhadap penjualan) yang
sebagian besar merupakan kontribusi dari bisnis makanan milik MPP.
Pengendalian biaya yang terus berlanjut telah berhasil
menekan total biaya yang hanya 19,8% dari total penjualan dalam kurun 9
bulan pertama tahun 2010 (Rp 1,5 triliun). Ini jauh lebih rendah
dibandingkan dengan 9 bulan pertama tahun 2009 yakni 22% dan semester
pertama 2010 yakni 22,4%. Hasilnya, laba operasional mencapai Rp 40
miliar untuk periode tersebut.
Strategi ini telah terbukti bergerak ke arah yang benar dan sukses.
Matahari Food Business (MFB) dengan perusahaan Hypermart sebagai
penggerak bisnis utama, mampu memberikan
kontribusi sebesar Rp 5,6 triliun untuk penjualan 9 bulan pertama di
tahun 2010.
Ini merepresentasikan sekitar 17% kenaikan pada periode yang
sama tahun lalu dimana pertumbuhan penjualan mencapai 12%. EBITDA menunjukkan kenaikan sekitar 42%
dari Rp 204 miliar tahun lalu menjadi Rp 291 miliar.
Menurut Presiden Direktur Matahari, Benjamin Mailool,
hasil 9 bulan pertama tahun 2010 mencerminkan keberhasilan
implementasi strategi manajemen untuk meningkatkan bisnis Hypermart dan
menunjukkan prestasi yang berlanjut di kuartal kedua.
Musim Lebaran yang sukses serta langkah-langkah pengendalian biaya telah
berhasil membuat MPP mencapai EBIT Rp 80 miliar secara solid dalam
kuartal ketiga.
“Kami juga senang mengetahui bahwa arus kas yang kuat dari kegiatan
internal dan penjualan MDS telah berhasil menurunkan tingkat utang kami
dari Rp 4 triliun menjadi Rp 0,5 triliun di kuartal ketiga, atau
berkurang Rp 3.5 triliun.” Ujar Mailol.
Hingga September 2010, MPP telah berhasil membuka 3 gerai Hypermart baru
dan akan berlanjut dengan membuka 3 gerai baru lainnya untuk
melengkapi jaringan took hipermarket menjadi 52 toko pada akhir tahun
2010. Sementara area penjualan juga
tumbuh 4,8% dari 360.992 meter persegi menjadi 378.356 meter persegi untuk periode tersebut.
MPP merupakan peritel modern terkemuka di Indonesia
yang memiliki jaringan toko 49 hypermarket, 25 supermarket, 53 outlet
farmasi, 90 pusat hiburan keluarga dan 18 toko buku internasional serta
aliansi strategis pengoperasian 91 department store di lebih dari 50 kota di seluruh Indonesia pada akhir September 2010.
Hypermart merupakan anak perusahaan dari MPP yang berdiri tahun 2004 yang terus berkembang pesat dan meningkatkan skala bisnis hipermarket di Indonesia, dengan memanfaatkan bisnis FMCG (Fast Moving Consumer Goods) yang besar.
Grup bisnis hipermarket hingga kini telah memiliki 50 gerai hipermarket secara nasional dengan total penjualan sekitar Rp 8,9 triliun atau setara USD$ 1 milyar dengan proyeksi pertumbuhan +22% di tahun 2010. Hypermart menargetkan untuk membuka setidaknya 13 toko pada tahun 2011 serta total 80 toko baru dalam 5 tahun kedepan .(*)