Kamis, 11 September 2025

BI : Bencana Tidak Pengaruhi Kinerja Perbankan

Operasi Moneter minggu IV Oktober 2010 DPNP (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan) Bank Indonesia (BI)

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Tjatur Wisanggeni
zoom-inlihat foto BI : Bencana Tidak Pengaruhi Kinerja Perbankan
TRIBUNNEWS.COM/IMAM SURYANTO
Merapi terus memuntahkan awan panas, Selasa (2/11/2010).
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasanuddin Aco

JAKARTA, TRIBUNNEWS.COM -- Operasi Moneter minggu IV Oktober 2010 DPNP (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan) Bank Indonesia (BI) menjelaskan stabilitas sistem keuangan periode 25 hingga 29 Oktober 2010 tetap terjaga ditengah meningkatnya tekanan di bursa global dan terdapatnya musibah bencana alam Gunung Merapi Jawa Tengah dan tsunami Mentawai Sumatera Barat.

Kepala Biro Humas BI Difi A Johansyah mengatakan berdasarkan informasi sementara ini, bencana alam tsunami di Mentawai tidak berdampak langsung kepada BPD Sumbar (Bank Nagari) dimana satu kantor cabang di Pasar Tua dan satu kantor cabang pusat di Muara Siberut tidak mengalami kerusakan.

"Sedangkan meletusnya gunung merapi di Jawa Tengah sampai dengan saat ini belum dilaporkan adanya dampak operasional yang signifikan terhadap perbankan," kata Difi dalam surat elektronik ke Tribunnews.com, Rabu (03/10/2010).

Dijelaskan selama pekan laporan kredit perbankan naik cukup tinggi mencapai Rp12,05 triliun hingga mencapai Rp1.659,47 triliun.

"Dengan kenaikan tersebut, berarti secara ytd (year to date)kredit telah tumbuh 16,03 persen dan secara yoy (year on year) tumbuh 21,09 persen," kata Difi.

Kenaikan kredit selama pekan laporan, lanjut Difi, sebagian besar dibiayai dari DPK (dana pihak ketiga) yang bertambah sebesar Rp10,26 triliun dalam sepekan, sehingga secara ytd DPK naik 9,10 persen atau Rp 17,06 triliun (yoy).

Dijelaskan inflows (dana masuk) asing tetap berlanjut meski cenderung melambat. Sementara itu, intermediasi perbankan tumbuh positif didukung peningkatan sumber dana yang cukup memadai.

Resiko likuiditas bank tetap terkendali. Menjelang kenaikan GWM (giro wajib minimum) primer pada awal November terindikasi kembali meningkatnya jumlah alat likuiditas bank, terutama dalam bentuk penempatan pada BI sebesar Rp20 triliun dan penempatan pada SUN (surat utang negara) sebesar Rp1 triliun.

"Risiko pasar perbankan stabil didukung terkendalinya pergerakan nilai tukar," kata Difi.

Menurutnya berlanjutnya koreksi harga SUN yang berdampak cenderung meningkatnya volatilitas harga SUN belum menimbulkan gejolak signifikan didukung tetap tingginya minat asing dalam bertransaksi SUN. (*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini