Bayi Perempuan Dibuang di Lapak Pasar Sayur
Suasana Pasar Sayur Kampung pondok Tani, Keluarahan Tembesi, Kecamatan Sagulung, yang
Editor:
Taryono

Laporan Tribunnews Batam, Zabur Anjasfianto
TRIBUNNEWS.COM,BATAM- Suasana Pasar Sayur, Kampung Pondok Tani, Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung, yang awalnya sepi mendadak ramai. Seluruh warga RT 02 RW 06 ini langsung berhamburan keluar dan menuju ke lapak pasar kaget di pinggir jalan raya, untuk melihat sosok bayi mungil yang ditemukan tiga warga.
Bayi berjenis kelamin perempuan itu ditemukan oleh Ema, Juraidah dan Enjel, saat berangkat kerja ke Batam Centre, pukul 05.30 WIB.
Saat ditemukan bayi malang itu badannya dibalut dengan handuk warna biru yang di letakan di atas meja yang digunakan sebagai lapak untuk jual sayur.Kemudian ari-arinya diletakan di ujung kaki bayi mungil tersebut.
Ema langsung menghubungi orang tuanya saat memastikan suara tangis itu adalah bayi yang terbaring di atas meja lapak.
Nurlesta langsung memberitahukan Ketua RT 02 RW 06 Suroso atas penemuan bayi oleh anaknya itu. Bayi malang itu kemudian dibawa ke rumah Suroso.
Mengetahui ada penemuan bayi warga langsung mendatangi rumah ketua RT 02 itu untuk melihat dari dekat.
Nurlesta mengaku akan merawat dan mengasuh bayi mungil tersebut. Bahkan Nurlesta langsung memberikan nama Rizky Yasmin Anugarah kepada bayi tersebut.
Rizky artinya rezeki, Yasmin berarti bunga melati, dan Anugrah artinya membawa anugarah bagi Pasar Sayur, Kampung Pondok Tani, Keluarahan Tembesi, Kecamatan Sagulung ini.
"Saya akan merawat dan mengasuh bayi ini. Kasihan bayi tidak berdosa dibuang, apalagi saat ditemukan tangan dan kakinya sudah membiru,"ujarnya.
Suroso, Ketua RT 02, RW 06, Kelurahan Tembesi, mengatakan ada salah satu warga sebelum ditemukan bayi tersebut sempat melihat seorang laki-laki dan perempuan naik Yamaha Mio di sekitar pasar kaget tersebut, sekitar pukul 04.30 WIB.
Namun warga yang diketahui bernama Toyo itu, tidak mencurigai kedua orang tersebut. Sementara pengakuan tiga warga yang menemukan bayi tersebut, hanya mendengar suara tangis.
Kemudian dicari sumber tangis tersebut dan ternyata bayi mungil yang berada di atas meja. "Jika kita lihat posisi bayi yang diletakan di atas meja pasti kelihatan. Kalau tidak ada surara tangis, mungkin ketiga warga itu yang mau berangkat kerja tidak akan tahu,"ujar Suroso.
Menurutnya, bayi mungil itu langsung dibawa ke bidan Haspita untuk memastikan bayi tersebut tidak ada masalah dengan kesehatan. Berat bayi itu sendiri 2,4 kilogram.
"Kalau panjang bayi itu kami lupa. Untuk sementara bayi ini akan diasuh dan dirawat oleh Nurlesta,"terangnya. (*)